Serba Serbi Tunisia

Salat Tarawih Pertama di Jami’ Zaitunah

PCINU Tunisia – Tunisia merupakan negara yang kaya akan peradaban, ia memiliki beragam tradisi yang unik dan menarik. Salah satunya yang bisa kita jumpai di bulan suci Ramadhan adalah pelaksanaan salat tarawih di beberapa Jami’ yang ada di Tunisia.

Kata “Jami’” digunakan warga Tunisia sebagai arti dari kata “Masjid” karena pada hakikatnya masjid adalah tempat untuk bersujud. Beda halnya dengan jami’ yg memiliki arti tempat berkumpulnya manusia.

Mari kita ambil dari pengalaman pribadi saya di Jami’ Zaitunah, masjid bersejarah yang menjadi salah satu icon kota tunis.

Jami Zaitunah ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat maupun turis yang hendak salat. terlebih pada bulan suci Ramadhan, para jamaah bisa mencapai shahn (pelataran masjid). Mereka semua sangat antusias dalam melaksanakan salat tarawih, tak kalah juga dengan para lansia yang rela menggunakan kursi ketika salat. Hal ini dilakukan sebagai upaya mereka dalam berlomba-lomba memuliakan bulan suci Ramadhan.

Rangkaian shalat tarawih di Tunisia tidak berbeda dengan di Indonesia yang kebanyakan terdiri dari 23 rakaat dengan 20 rakaat shalat tarawih serta 3 shalat witirnya. Tetapi yang membedakan adalah pada bacaan setelah surat al-Fatihah. Dalam tradisi Tunisia, mereka mengkhatamkan al-Quran dalam shalat tarawihnya dengan membaca satu setengah halaman dari mushaf al-Quran per rakaatnya sehingga bisa dikhatamkan pada hari ke-27 Ramadhan.

Disinilah letak keunikannya, warga Tunisia mengkhatamkan al-Qur’an pada hari ke-27 Ramadhan. Biasanya juga setiap 10 hari terakhir di suci bulan Ramadhan di jami’ zaitunah melaksanakan salat tahajjud berjamaah yaitu dimulai dari jam 2 malam. Semua itu bukan tanpa tujuan, mereka menyakini bahwa pada tanggal tersebut akan berlangsungnya sebuah malam yang lebih utama daripada seribu malam, malam penuh rahmat yaitu malam Lailatul Qadar.

Maka, masyarakat Tunisia menghidupkan malam ini dengan berbondong-bondong ke masjid. Begitu pula yang terjadi di Jami’ Zaitunah, para jamaah memenuhi pelataran masjid. Mereka sangat bersemangat untuk mendapatkan shaf awal. Sampai mereka pun bersedia berbuka di Jami’ Zaitunah daripada rumah sendiri.

Dari sini, bertambah pula upaya pengurus masjid dalam menyemarakkan malam-malam di bulan suci Ramadhan. lazimnya, usai salat tarawih sang imam akan membaca do’a khataman yang diiringi doa setelah tarawih. Selain itu, menara di Jami’ Zaitunah akan diselubungi oleh cahaya dan lampu-lampu. Begitu elok berpadu dengan kubahnya yang gagah. Momen-momen indah yang kerap kali diabadikan oleh para jamaah.

Suatu kehormatan bagi saya, untuk pertama kali merasakan salat di Jami’ Zaitunah. Saya berkesempatan menunaikan salat tarawih di salah satu tempat mustajab yang dikenal dengan istilah zawiyah yang dimaknai sebagai sebuah tempat yang dipergunakan untuk dzikir berjamaah dimana pada umumnya berdekatan dengan makam ulama atau tempat berkhalwatnya para ulama dahulu. Sampai saat ini Jami’ Zaitunah masih menjadi masjid favorit saya. Semoga deskripsi di atas bisa menambah sobat nahdliyyin agar lebih semangat untuk beribadah di masjid-masjid yang ada di Tunisia khususnya di bulan Suci Ramadhan.

Penulis: Arifatun Nasichah, Mahasiswi Universitas Az-Zaitunah Tunisia

Editor: Nuril Najmi Kamilia Suganda

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button