Kajian

Khutbah Idul Adha: Idul Adha Sebagai Momentum Untuk Mempererat Kerjasama dan Ukhuwah Islamiyah

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

اللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ الله العطيم.

Hadirin Jamaah Idul Adha Rahimakumullah

Alhamdulillah, pagi ini kita bersama-sama merayakan Idul Adha di Wisma Duta RI, tak lupa juga, senantiasa kita bersyukur kepada Allah SWT karena sampai detik ini kita masih diberi nikmat kesehatan, keimanan dan ketakwan, sehingga pada hari ini kita bisa berkumpul, berjama’ah dan mengikuti shalat Idul Adha secara bersama-sama.

Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin Jamaah Idul Adha Rahimakumullah

Hari ini, kita merayakan Idul Adha, hari besar umat Islam, dimana yang didalamnya pasti banyak mengandung makna dan hikmah. Idul Adha, tidak hanya identik dengan ibadah qurban saja, melainkan perayaan Idul Adha, kita bisa belajar, didalamnya mengandung makna, diantaramya:  al-Ta’awun al-Musytarok atau (kolaborasi/ kerjasama) dan Ukhuwah Islamiyah atau (persaudaraan umat islam).

Jika kita telisik lebih dalam, peristiwa idul adha ini, selalu kita kenang antara ketiga sosok teladan umat islam, yaitu antara Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan putranya, Ismail. Relasi antara ayah, ibu dan anak ini memperlihatkan kita akan kerjasama yang sangat apik. Kita bisa menyebutnya dengan (Tiga T). Nabi Ibrahim sebagai sosok ayah yang Teguh. Siti Hajar sebagai sosok ibu yang Tegar. Dan Ismail sebagai sosok yang memiliki sifat Taat.

Kita tahu bahwa, Nabi Ibrahim, sebagai kepala keluarga, sudah lama menanti-nanti untuk dikaruniai anak. Begitupun juga istrinya, mereka berdua selalu memohon kepada Allah untuk segera diberikan momongan. Setelah beranjak usia tua, barulah, ia dikaruniai seorang anak yang bernama Ismail.

Akan tetapi, tidak berselang lama, kegembiraan itu seakan pudar. Nabi Ibrahim, melaksanakan perintah Allah atas dasar ketakwaan, kecintaanya kepada Allah melebihi kecintaannya kepada keluarganya sendiri, yang pada saat itu Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail.

Dan Ibunda Siti Hajar, ia pasti merasa berat pada saat itu, ia harus rela, melepas anak sebagai persembahan kepada Allah, ia berusaha tegar, menghilangkan rasa memiliki pada anak yang begitu besar. Begitupun putranya, Ismail AS, sosok yang mampu bekerja sama, ia mampu mengimplementasikan, menempatkan posisi sebagai seorang anak yang baik, ia pun menurunkan Ego, taat, mendukung apa yang Allah perintahkan kepada ayahnya untuk segera dilaksanakan.

Sehingga ia pun rela berkorban, Nabi Ibrahim menyembelih putranya Ismail AS. Kisah ini direkam oleh al-Qur’an :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Dari ayat ini, kemudian, atas dilandasi keikhlasan, pengorbanan dan ketakwaan. Akhirnya, yang disembelih oleh Nabi Ibrahim bukanlah seorang manusia, atau putranya. Melainkan, diterangkan dalam al-Qur’am:

وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Hadirin Jamaah Idul Adha Rahimakumullah

Peristiwa ini, menjadi pelajaran yang penting, bahwa, kolaborasi, kerjasama tim, merupakan suatu bentuk pekerjaan yang esensial untuk mencapai suatu tujuan atau kemaslahatan bersama. Pada era modern sekarang ini, kolaborasi sangatlah penting untuk memperoleh suatu manfaat dan keuntungan satu sama lain. Sikap ini juga sebagai penguat silaturahmi antar sesama. Karena, sepanjang waktu mereka akan saling berkomunikasi dalam tim dan mengenal satu sama lain.

Betapa, kala itu, Nabi Ibrahim, Ismail, dan Siti Hajar memperlihatkan kolaborasi yang baik. Untuk menyembelih anaknya Ismail, walaupun itu dirasa sangat berat, tapi dilandasi atas dasar ketakwaan, akhirnya perintah itu benar-benar dilaksanakan.

Di dunia ini, tidak ada kata pekerjaan yang berat jika dikerjakan secara bersama-sama. Terdapat adagium yang terkenal dari Ibnu Khaldun : الإنسان مدني بالطبع “manusia merupakan makhluk sosial”. Artinya bahwa, satu orang pasti membutuhkan bantuan kepada orang lain. Maka, setiap orang yang menginginkan kesuksesan dalam meraih keinginan di dunia ini, harus mau kolaborasi dengan yang lain.

Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah

Hikmah yang kedua, Idul Adha memberikan kita kesempatan untuk mengingatkan diri kita akan pentingnya persaudaraan. Ukhuwah menjadi karakter yang melekat pada diri seorang mukmin. Artinya bahwa, karakter dasar seorang Mukmin adalah selalu menjaga persaudaraan, persatuan, dan anti perpecahan. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara.” Syekh Thahir Ibnu Ashur, dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa, ayat ini mengandung petunjuk yang kuat mengenai kewajiban adanya persaudaraan di antara umat islam.

Dalam hadis juga, Rasulullah SAW bersabda :

المسلم أخو المسلم لا يّظلمه ولا يُسلمه

“seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, maka tidak boleh menzalimi dan tidak boleh menjerumuskan.” Konsep persaudaraan tidak saling menzalimi, tidak saling menjerumuskan, namun saling tolong menolong dan memberikan bantuan.

Akan tetapi, dalam realitas sosial kehidupan kita, masih banyak kita temukan, masih banyak kita terjebak dalam pertikaian antar sesama manusia. Satu komunitas tidak boleh mendiskriminasi komunitas yang lainnya, satu komunitas tidak boleh mengolok-olok komunitas yang lainnya, apalagi yang direndahkan itu sama-sama umat islam dan umat Rasulullah.

Melalui ibadah qurban ini, sangat pas untuk dijadikan momentum, memupuk solidaritas dan persaudaraan antar sesama. Kita belajar untuk berbagi dengan sesama, merasakan penderitaan orang lain, dan menumbuhkan rasa empati serta kasih sayang.

Perayaan Idul Adha menggambarkan betapa pentingnya kita untuk saling mendukung, membantu, dan memperhatikan satu sama lain. Idul Adha adalah waktu yang tepat untuk memperkuat tali persaudaraan dalam komunitas kita, dengan cara berbagi rezeki melalui daging qurban kepada mereka yang membutuhkan.

Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah

Marilah kita jadikan Idul Adha tahun ini, sebagai momentum untuk mempererat kerjasama dan ukhuwah islamiyah. Mari kita saling membantu, bekerjasama, dan mendukung dalam kebaikan. Menebar kasih sayang dan kedamaian, serta menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama muslim.

بارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

Muhammad Yusril Muna, Mahasiswa Universitas Az-Zaitunah Tunisia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button