Kegiatan
Trending

Gelar Konfercab ke-7, PCINU Tunisia Punya Nahkoda Baru

PCINU Tunisia – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia sukses menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke-7 bertempat di kantor sekretariat, Kamis-Sabtu (18-20/07/2024).

Kegiatan ini mengusung tema “Visi Misi Keulamaan dan Intelektualisme PCINU Tunisia”. Pemilihan berlangsung secara khidmat dan mufakat dipandu oleh dewan presidium sidang.

Konfercab ke-7 menghasilkan pemimpin baru terpilih untuk menahkodai PCINU Tunisia periode 2024-2026 yaitu Idris Ahmad Rifai sebagai Rais Syuriyyah  dan Muhammad Yusril Muna sebagai Ketua Tanfidziyyah.

Rais Syuriyyah terpilih, Idris menyampaikan bahwa PCINU Tunisia pada periode sekarang dan seterusnya harus sejalan dengan visi misi keulamaan dan intelektualisme yang telah dirumuskan.

Menurutnya, dalam visi misi itu terkandung tiga spirit utama yang harus dimiliki oleh setiap warga Nahdliyyin Tunisia, yaitu : Spirit Keulamaan dan Intelektualisme yang tak terpisahkan, spirit khidmah untuk bangsa dan negara, dan spirit khidmah untuk dunia.

“Nilai-nilai ini kedepan harus menjadi tujuan dan landasan utama dalam merancang berbagai program dan kegiatan yang ada di PCINU Tunisia”. Ujar Idris, Rais Syuriyyah terpilih.

Ketua Tanfidziyyah terpilih, Muhammad Yusril Muna menuturkan bahwa kepengurusan pada periode selanjutnya akan berusaha menerapkan kepemimpinan kolektif, yaitu seluruh elemen warga Nahdliyyin dapat terlibat saling bergotong-royong dan bahu membahu demi tercapainya tujuan dan kemaslahatan bersama.

“Dalam organisasi, kita dituntut untuk saling menghargai dan menerima pendapat yang berbeda-beda dari masing-masing anggota. Maka dari itu, harapan kedepan, PCINU Tunisia bukan lagi milik ketua saja, tapi milik kita bersama.” Ujarnya.

Dalam periode kepengurusan selanjutnya, lanjut Kang Muna, akan memasifkan kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah demi mendorong kader NU untuk menjadi ulama dan intelektual.

“Sejalan dengan visi misi yang telah dirancang, kami berusaha untuk menciptakan suasana akademik dan diskusi ilmiah yang berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah.” Pungkasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button