Kegiatan

Buka Diskusi Perdana, Gusdurian Tunisia Ajak Nahdliyyin Untuk Meneladani Sosok Gus Dur

PCINU Tunisia – Komunitas Gusdurian Tunisia sukses menggelar kajian perdana dengan tema “Meneladani Gus Dur, Menggerakkan Gusdurian” di Sekretariat PCINU Tunisia (26/08). Acara yang dihadiri oleh seluruh nahdliyyin dan mahasiswa Indonesia di Tunisia ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai perjuangan Gus Dur sekaligus memperkuat jaringan Gusdurian di Tunisia.

Dalam sambutannya ketua Gusdurian Tunisia, Muhammad Ansori mengungkapkan kebahagiaannya atas suksesnya kajian ini. “Setelah beberapa bulan vakum, kami sangat bersyukur bisa menyelenggarakan kajian ini lagi. Semangat Gus Dur jelas terlihat dalam antusiasme teman-teman Nahdliyyin yang hadir,” ujarnya.

Ketua Tanfidziyah PCINU Tunisia, Muhammad Yusril Muna, memberikan sambutan hangat. Ia menekankan pentingnya peran komunitas Gusdurian dalam melanjutkan semangat Gus Dur dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami sangat mendukung keberadaan komunitas Gusdurian ini, sebagai ruang untuk terus menghidupkan pemikiran dan perjuangan Gus Dur yang tidak hanya relevan di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Tunisia, dengan sejarah dan dinamika sosialnya, adalah tempat yang tepat untuk memperkuat nilai-nilai pluralisme dan humanisme yang diperjuangkan Gus Dur,” jelasnya.

Ketua PCINU Tunisia itu juga mengatakan, bahwa Gusdurian Tunisia merupakan wadah untuk meneladani sikap dan pemikiran Gus Dur.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Nala Hikmah Al-Rahmah, yang mengupas sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ia menekankan pentingnya meneladani Gus Dur, terutama dalam mengedepankan pluralisme, demokrasi, dan kemanusiaan. “Gus Dur bukan hanya seorang tokoh nasional, tetapi juga figur global yang dikenal atas perjuangannya membela hak-hak minoritas dan keadilan sosial.” Terang Nala dalam presentasinya.

Pemateri kedua, Muhammad Sheva Maulaya Zuhdi, berbicara mengenai Jaringan Gusdurian, yang dijelaskan sebagai arena sinergi bagi para Gusdurian di ruang kultural dan non-politik praktis. Dalam jaringannya, tidak diperlukan keanggotaan formal, karena terdiri dari individu, komunitas, dan organisasi yang terinspirasi oleh nilai, pemikiran, dan perjuangan Gus Dur. “Jaringan Gusdurian memfokuskan sinergi kerja pada empat dimensi besar yang telah ditekuni Gus Dur: Islam dan Keimanan, Kultural, Negara, dan Kemanusiaan.” Ujar Sheva dalam sesinya.

Acara ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, di mana para peserta aktif berbagi pandangan dan ide mengenai bagaimana komunitas Gusdurian dapat berperan lebih besar dalam kehidupan sosial dan politik di era modern ini.

Dengan suksesnya kajian ini, Gusdurian Tunisia berharap dapat terus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menghidupkan semangat perjuangan Gus Dur, serta memperluas jejaring Gusdurian untuk membawa manfaat lebih luas bagi masyarakat.

Pewarta: Muhammad Hadi Salim, Mahasiswa S1 Universitas az-Zaitunah.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button